Rabu, 29 Oktober 2008

jaringan

1.Pengertian Komunikasi data berhubungan erat dengan pengiriman data menggunakan sistem transmisi elektronik satu terminal komputer ke terminal komputer lain. Data yang dimaksud disini adalah sinyal-sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat ditangkap dan dikirimkan ke terminal-terminal penerima. Yang dimaksud terminal adalah peralatan untuk terminal suatu data seperti disk drive, printer, monitor, papan ketik, scanner, plotter dan lain sebagainya. BPS Adalah Tingkat data yang ditransfer dalam satuan detik. Merupakan singkatan dari bits per second atau Bytes per second. Ukuran kapasitas pengiriman informasi melalui suatu media, dalam jaringan digital yang digunakan adalah satuan bit, dan sering juga dikenal dengan jumlah bit yang bisa dikirimkan dalam satu detik, yaitu bits persecond (bps) atau dikirimkan sekian bit dalam setiap detiknya. Bit persecond mengartikan jumlah informasi yang terkirimkan dari suatu titik ke titik lainnya.
2.cara meningkatkan lalu lintas data dalam jaringan
a.GPRS Sebagai Rantai Penghubung ke G3

b.Alasan Teknis Penggunaan GPRS

c.Jaringan GPRS

3.Sedangkan hacker secara umum lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana melindungi sebuah sistem, dimana bertentangan dengan black-hat yang lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana menerobos sistem tersebut.: http://rosyidi.com/beda-hacker-dan-cracker/
craker adalah Perbedaan terminologi antar hacker dan cracker terkadang menjadi bias dan hilang sama sekali dalam perspektif media massa dan di masyarakat umum. Para cracker juga tidak jarang menyebut diri mereka sebagai hacker sehingga menyebabkan citra hacking menjadi buruk. (Richard Mansfield, Hacker Attack, 2000).http://free.vlsm.org/v17/com/ictwatch/paper/paper013.htm
4. bentuk
serangan yang digunakan oleh hacker dan cracker

a.Fragmented Packet Attacks
b.
EMAIL EXPLOSIT
c.
DNS dan BIND Vurnelabilities.
d.
Password Attacks.
5.pengamanan data

Saat ini ancaman serangan terhadap data/informasi datang secara langsung melalui jaringan internet. Klasifikasi ancaman terhadap informasi tersebut dapat dikategorikan : (1) spionase/ancaman terkendali dari negara/pemerintah lain; (2) spionase/ancaman dari perusahaan kompetitor; (3) perang informasi; dan (4) amatir yang sedang menjajal kemampuan.

Namun banyak terjadi kerusakan sistem komputer tidak disebabkan oleh hacker, virus ataupun penyusup, tetapi akibat kesalahan karyawan yang lalai dalam menjaga keamanan informasi. Banyak karyawan terlena dengan prinsip “yang penting telah dikerjakan”.

Sering sekali masalah keamanan terabaikan justru setelah semua peralatan dan infrastruktur pengaman terpasang. Bahkan pentingnya pengamanan baru disadari setelah terjadi bencana.

Kelalaian karyawan terhadap masalah keamanan informasi ini disebabkan pendidikan dan pelatihan keamanan informasi terhadap karyawan tersebut kurang memadai sehingga menurunkan kesadahan untuk menjaga keamanan informasi. Selain itu, ketidak pedulian manajemen terhadap masalah keamanan informasi juga menjadi salah satu sebab.

No. 1: Keamanan informasi

Pentingnya menjaga keamanan informasi rahasia adalah seperti pentingnya menjaga uang kita dari tindak kejahatan.

Menjaga keamanan informasi ini dapat melalui penyandian, pembatasan akses dan penerapan keamanan atas jaringan internet serta keamanan secara fisik (misalnya: disembunyikan, dikunci atau disegel). Tetapi yang terutama adalah sikap mental positif serta kesadaran untuk selalu menjaga keamanan informasi penting dan rahasia tersebut sehingga tidak bocor dan jatuh ketangan pihak lain yang tidak diperkenankan.

Sikap positif individu dan manajemen sangat diperlukan untuk menjaga agar penerapan sistem keamanan informasi sesuai dengan tingkatannya dan dapat berlangsung terus menerus. Sebab seperti telah diketahui bersama, pengamanan informasi adalah suatu lingkaran proses yang terus menerus, dimana kebocoran di satu titik saja dapat membuat seluruh sistem mengalami kegagalan.

Contoh:
Para teroris telah memahami dengan baik pentingnya menjaga keamanan informasi saat ditransmisikan di internet dan saat disimpan di dalam komputer. Sehingga pesan-pesan para teroris untuk menjalankan aksi terornya menjadi sukar dideteksi oleh aparat keamanan dan intelijen negara. -sugianto- http//hadiwibowo.wordpress.com/2006/09/09

Tidak ada komentar: